erwinpratama.com – Puisi adalah salah satu bentuk dari karya tulis berjenis sastra, yang mana gaya bahasanya ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan kalimatnya dibentuk menjadi larik dan bait. Selain puisi, sebenarnya ada banyak sekali jenis karya tulis lainnya, seperti contohnya : prosa, drama, biografi, autobiografi, esai, kritik sastra, cerpen, dll
Baca : Apa Itu Puisi
Seperti halnya karya tulis yang memiliki banyak jenis, ternyata puisi juga memiliki beragam jenisnya. Puisi satu dengan puisi lainnya ternyata memiliki perbedaan. Jadi jangan mengira jika semua puisi itu jenisnya sama.
Secara umum, puisi memiliki 3 jenis, Puisi Lama, Puisi Baru, dan Puisi Kontemporer. Tapi dari ketiga jenis puisi secara umum tersebut, akan dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya Erwin Pratama akan menjelaskannya dibawah ini.
Jenis-Jenis Puisi Dan Contohnya
1. Puisi Lama
Sebuah Puisi yang gaya penulisannya masih terikat oleh beberapa peraturan tertentu. Aturan yang terdapat pada puisi lama berhubungan dengan jumlah kata atau bisa juga suka kata dalam tiap baris, jumlah baris yang ada didalam tiap bait, juga rima, dan irama. Penulisan puisi lama masih mengikuti aturan tersebut yang mana tidak bisa dirubah. Umumnya, puisi lama adalah puisi rakyat, dimana nama penulisanya atau nama penyairnya ditulis sebagai “anonim”. Adapun gaya bahasa di puisi lama masih memakai majas dan sifatnya tetap, serta klise. Makna isi dari puisi lama biasanya bercerita mengenai sejarah kerajaan, Istana yang megah dan kehidupan didalam istana, dan kejadian-kejadian ajaib (unik dan aneh). Jenis-jenis dari puisi lama itu contohnya seperti : Pantun, Selola, Syair, Mantra, Karmina, Gurindam, dan Talibun.
Mantra
Mantra merupakan salah satu bentuk puisi lama yang mana penulisan baitnya dibentuk dengan keberadaan rima yang tak menentu. Puisi Mantra umumnya lebih mengutamakan “irama” daripada “rima”. Bahasa yang dipakai dalam puisi mantra dianggap mempunyai kekuatan magis atau sihir. Mantra ini biasanya dibacakan oleh seorang dukun atau pawang. Mantra ini biasanya dipakai untuk mencegah terjadinya musibah atau bencana. Dalam budaya Melayu, Mantra dipakai sebagai keperluat adat budaya serta kepercayaan mistis.
Contoh Mantra:
Assalamu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Pantun
Pantun tergolong dalam puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas 4 baris, dan setiap barisnya terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Baris pada pantun terbagi menjadi 2, yaitu “sampiran” dan “isi”. “Sampiran” ada di baris pertama dan baris kedua, lalu “Isi” ada di baris ketiga dan baris keempat. Pantun memiliki pola sajak A-B-A-B. Dalam pembuatan pantun harus memperhatikan penggunaan Rima. Aturan terakhir untuk pantun adalah Kalimat ke1 dan kalimat ke3 memiliki bunyi akhir yang sama. Sedankan Kalimat ke2 dan kalimat ke4 mempunya bunyi akhir yang sama.
Contoh pantun nasihat:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
Karmina
Karmina termasuk kedalam ragam puisi lama, dimana tiap bait terdiri dari 2 barus. Baris pertama ialah “sampiran”, lalu baris kedua ialah “isi”.
Karmina merupakan puisi lama yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris. Baris pertama merupakan sampiran, sedangkan baris kedua merupakan isi. Aturan dalam Karmina adalah memakai sajak A-A, kemudian tiap barisnya terdiri dari atas 8 sampai 12 suku kata.
Contoh Karmnina
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Seloka
Seloka merupakan sebuah jenis pantun yang memiliki beberapa bait yang saling sambung-menyambung. Seloka juga sering disebut sebagai pantun berkait atau pantun berantai. Baris ke1 dan ke3 pada bait ke2 menggunakan isi yang sama dengan baris ke2 dan ke4 dari bait pertama. Pola semacam ini dipakai secara terus-menerus di bait berikutnya. Kata “seloka” faktanya merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta, “sloka”. Seloka ialah salah satu ragam puisi melayu classic yang isinya bisa berupa candaan, ejekan, ataupun sindiran. Secara umum Seloka ditulis kedalam bentuk pantun atau syair dengan 4 baris. Walaupun begitu, ada pula Seloka yang dirangkai lebih dari 4 baris.
Contoh Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan.
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan.
Gurindam
Gurindam merupakan salah satu jenis puisi lama yang menggabungkan antara sajak dan peribahasa. Gurindam hanya memiliki jumlah dua barus dengan rima A-A. Gurindam memiliki isi ajaran yang berhubungan dengan nasehat keagamaan dan budi pekerti. Baris pada gurindam terdiri dari 2 jenis, “syarat” dan “akibat”. Baris pertama adalah “syarat”, sedangkan baris kedua adalah “akibat”. Baris pertama bercerita tentang persoalan, masalah, atau perjanjian, kemudian baris kedua bermakna tentang jawaban atau penyelesaian dari topik yang ada di baris pertama.
Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
Syair
Syair adalah sebuah jenis puisi lama yang asalnya dari negeri Arab. Penulisan pada syair itu lebih mengutamakan penggunaan irama dan cerita. Setiap bait pada syair terdiri dari 4 baris. Tiap baris mempunyai jumlah suku kata dengan jumlah antara 8 sampai 12 suku kata.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Talibun
Talibun merupakan jenis pantun yang punya susunan genap dengan baris yang berjumlah antara enam atau sepuluh. Tiap bait pada Talibun akan dibagi menjadi 2, yaitu “sampiran” dan “isi”. Pembagian dari “baris sampiran” dan “baris isi” ini ditentukan oleh jumlah barus keseluruhan yang ada, kemudian akan dibagi menjadi dua. Secara umum, Talibun dipakai dalam event berbalas pantun sebagai pengganti dari pantun empat larik seuntai. Pemakaian Talibun pada acara berbalas pantun dinilai akan mempermudah pengungkapan gagasan dalam bentuk dialog.
Contoh Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Rubaiat
Rubaiat ialah salah satu puisi lama yang berasal dari Arab dengan bentuk pantun. Rubaiat memiliki ciri-ciri tiap bait tersusun atas empat baris. Sajak pada rubaiat berpola A-B-A-B. Terakhir, pesan yang disampaikan pada Rubiat memiliki bentuk epigram.
Gaza
Gaza adalah puisi lama yang asalnya dari negeri Persia. Pada Puisi gaza, tiap baitnya terdiri atas delapan baris, kemudian tiap barisnya diakhiri dengan kata yang sama. Gaza mengisahkan tentang cinta kasih atau kisah asmara.
Kit’ah
Kit’ah tergolong kedalam puisi lama yang asal mulanya ada di arab. Kit’ah mengandung nasehat-nasehat. Tujuan dari nasehat ini merupakan bentuk dari pendidikan.
Masnawi
Masnawi ialah salah satu puisi lama yang bersumber dari Persia. Irama yang dipakai adalah akhiran kata yang sama tiap dua baris. Isi dari Musnawi berupa pujian untuk kemuliaan tingkah laku seseorang (manusia).
Nazam
Nazam adalah puisi lama yang bersumber dari Arab. Nazam hanya ditulis dalam 12 baris saja. Cerita pada Nazam menceritakan cerita yang berhubungan tentang kehidupan penghuni istana kerajaan, misalnya: Raja, Sultan, Bangsawan, dan Budak.
Bidal
Bidal tergolong kedalam jenis puisi lama yang sebagian isi barisnya dirangkap sebagai bentuk untuk menjelaskan pemerian. Setiap rangkap dalam Bidal, dapat menjelaskan tentanf seluruh cerita tanpa harus memahami rangkap lainnya. Bentuk dari Bidal adalah kalimat singkat yang berisi kiasan atau perwakilan dari keadaan yang nyata. Tujuan pemakaian kiasan pada Bidal merupakan sebagai bentuk penyindiran ataupun penentangan. Pesan pokok pada Bidal berisi tentang sindiran, peringatan, nasehat, dll. Pengungkapan perasaan dan pikiran dikerjakan lewat perbandingan dan pengibaratan.
2. Puisi baru
Puisi baru merupakan puisi yang tak mempunyai aturan tertentu pada penulisannya. Penulisan pada puisi baru memiliki kebebasam yang meliputi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Penulis (penyair) yang membuat puisi baru tidaklah anonim (disamarkan). Perkembangan pada puisi baru terjadi secara tulisan maupun lisan. Puisi baru memakai majas (gaya bahasa) yang berubah-ubah. Puisi baru biasanya menyampaikan pesan tentang kehidupan. Bentuk penulisan pada puisi baru biasanya lebih rapi dan simetris, juga banyak memakai syair dan sajak pantun. Biasanya, tiap baris mempunya kesatuan pada rima akhir yang terstruktur.
Balada
Balada merupakan bentuk puisi baru yang berisi tentang cerita/kisah. jenis dari Balada terdiri atas tiga bait, yang masing-masih mempunyai delapan larik dengan kerangka rima A-B-A-B-B-B-C-B. Lalu struktur rima berubah menjadi A-B-A-B-B-C-B-C. Kemudian larik terakhirpada bait pertama dipakai sebagai refrain di bait-bait selanjutnya. Puisi “Balada Matinya Seorang Pemberontak” karya Sapardi Djoko Damono yang menjadi contoh dari Balada.
Himne
Himne merupakan puisi pujuan yang ditujukan kepada Tuhan, Pahlawan, Guru, dan tanah air. Ciri-Ciri Himne ialah berisi tentang lagu pujian sebagai penghormatan kepada Tuhan, Dewa, Tanah Air, Pahlawan, Guru, ataupun Almamater (Seorang pemandu dalam dunia sastra).
Contoh Puisi Himne
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan namaMu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patungMu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenalMu tersalib di dalam hati.
(Saini S.K)
Ode
Ode merupakan sajak larik untuk mengutarakan pujuan kepada seseorang, benda, kejadian/peristiwa yang dimuliakan, dll. gaya dan Nadanya sangat resmi (metrum yang ketat), memiliki nada yang anggun, membicarakan sesuatu yang mulia, Menyanjung dengan baik kepada personal seseorang atau kejadian khusus.
Contoh Puisi Ode
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
Epigram
Epigram merupakan puisi yang isinya tentang pelajaran hidup. kata “epigram” sebenarnya berasal dari Yunani, yang memiliki arti sebagai unsur pengajaran, teladan, ikhtibar, dan nasehat untuk dijadikan pedoman hidup.
Contoh Puisi Epigram
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
Romansa
Romansa ialah jenis puisi yang mengisahkan tentang perasaan cinta dan kasih sayang. Kata “romansa” sebenanarnya merupakan bahasa serapan dari Prancis “Romantique” yang memiliki arti sebagai persoalan kasih sayang, perasaan yang indah, kemesraan. Bisa dibilang jika puisi romansa adalah puisi cinta.
Elegi
Elegi merupakan puisi yang berisi tentang ratapan kesehihan ataupun tangisan. Elegi memuat lagu atau sajak yang mengutarakan rasa keluh kesah atau rasa duka karena rindu atau sedih, utamanya disebabkan oleh kematian atau kepergian seseorang. Puisi Elegi bisa dibilang sebagai puisi sedih.
Contoh Puisi Elegi
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
Satire
Satire ialah puisi yang bernada sindiran atau kritikan, kepada seseorang, golongan, ataupun penguasa. Kata “Satire” diambil dari bahasa Latin “Satura” yang bermakna tentang sindiran, kritikan, ataupun kecaman terhadap suatu peristiwa, atau perasaan tidak puas kepada individu maupun kelompok. Bisa dibilang jika puisi satire adalah puisi kritikan.
Contoh Puisi Satire :
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)
3. Puisi kontemporer
Puisi Kontemporer adalah puisi masa kini yang mengikuti perkembangan zaman. Kata “kontemporer” sendiri memiliki arti sebagai “Masa Kini”, yang maknanya sama dengan puisi yang sesuai dengan masa saat ini. Puisi Kontemporer sepertinya berusaha mearikan diri dari ikatan konvensional (kebiasaan) dalam berpuisi. Sering kali puisi kontemporer menggunakan kata-kata atau kalimat yang kurang memperhatikan sopan santunn dalam berbahasa, menggunakan kata-kata ejekan, atau bahkan kata-kata kasar, dll. Puisi kontemporer dianggap tidak mementingkan lafi tentang unsur kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, dan irama.
Contoh Puisi Kontemporer bisa dilihat dari karya Penyair terkenal dibawah :
Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita
Geguritan
Kata Geguritan (berasal dari bahasa Jawa Tengahan, asalnya dari kata dasar: “gurit”, yang memiliki arti “tatahan”, atau “coretan”) adalah bentuk puisi yang berkembang di kalangan para penutur (Orang yang berbicara) bahasa Jawa dan Bali.
Baca : Apa Itu Geguritan
Nah itu Jenis-jenis Macam Puisi Beserta Contohnya. Sebenarnya Kamu tidak perlu bingung. Kamu bisa membuat puisi dengan gayamu sendiri. Kamu tak harus mengikuti gaya puisi lama, puisi baru, ataupun puisi kontemporer. Buatlah karya puisi sesuai keinginanmu sendiri. Bebaskan kreatifitasmu dalam menulis puisi. Kamu bisa mengirim puisi ke alamat www.puisi.biz.id agar puisimu menjadi terkenal dan dibaca banyak orang.