erwinpratama.com – Siapakah Ibu itu? Ibu adalah sosok yang paling penting bagi hidup kita. Tanpa kehadiran seorang Ibu, Mungkin Kita tidak bisa hidup di dunia ini. Ibu adalah adalah seseorang yang melahirkan kita. Ibu adalah seseorang yang mengajarkan Kita tentang kehidupan di dunia ini. Tanpa sosok seorang Ibu, mungkin kita tidak akan pernah lahir di dunia.
Menurut Wikipedia
Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Ibu memiliki peranan yang sangat penting bagi anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri dari ayah biologis anak).
Pengertian Ibu Menurut KBBI,
Wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan untuk wanita yang sudah bersuami. Panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum.
Karena jasa seorang Ibu yang begitu besar, Maka diadakanlah “HARI IBU” untuk memperingati atau merayakan betapa pentingnya peran seorang IBU. Hari Ibu Nasional di indonesia dirayakan setiap tanggal 22 Desember, yang sekaligus bertepatan dengan Hari Kongres Perempuan 1. Sedangkan untuk Hari Ibu International diperingati setiap tanggal 8 Mei.
Kasih sayang Ibu kepada anak begitu luar biasa besar. Bahkan sampai ada peribahasa :
“Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah/penggalan”, yang artinya kasih sayang anak pada Ibu tidak akan cukup atau tidak akan melampaui kasih sayang Ibu kepada anaknya.
Puisi tentang Ibu adalah sebuah puisi yang meneceritakan tentang kebaikan seorang Ibu terhadap anaknya. Sebagai anak, Kita harus berterima kasih kepada sosok seorang Ibu. Salah satu wujud terimakasih seorang anak kepada Ibunya adalah dengan membuat PUISI IBU. Untuk itu Erwin Pratama akan memberikan contoh kumpulan puisi singkat bertema tentang Ibu yang sedih, mengharukan, dan emosional.
Kumpulan Puisi Ibu
1. Kemuliaan Seorang Ibu
KEMULIAAN SEORANG IBU
–
Terdiam sejenak dalam renungan
Kala bayang wajahmu datang menyapa
Waktu pun berputar kebelakang
Membuka memori kenangan kecilku
–
Tetesan keringat dan air mata
Berjuang melawan maut
Demi kehadiran sang buah hati
Mendengar tangisan pertamaku
Jadi kebahagiaan tak ternilai bagimu
–
Saat ku mulai belajar berjalan
Kau dengan setia menjaga ku
Ku mulai belajar bicara
Engkau dengan sabar mengenalkanku pada kata-kata
–
Hingga ku dewasa, kasih sayang itu tetap sama
Tak pernah pudar dan terkikis oleh waktu
–
Bekerja tanpa mengenal kata lelah
Tidur tanpa mengenal kata lelap
Terjaga dalam gelapnya langit subuh
Demi mencari sesuap nasi untuk ku
–
Tapi, balasan apa yang ku beri
Hanya goresan luka dan air mata
Meskipun begitu,
Kasih sayang itu tak berkurang sedikitpun
–
Selalu kau sebut namaku dalam doamu
Air mata ini jatuh berlinang dengan derasnya
Mengingat betapa mulianya engkau wahai ibu
–
Pepatah pernah berkata
“Surga dibawah telapak kaki ibu”
Izinkanlah daku mencium surga itu,
Ibu
Arti Puisi Kemuliaan Seorang Ibu : Penulis membayangkan tentang masa lalunya, bersama Ibu, saat masih anak anak. Membayangkan perjuangan seorang Ibu dalam melahirkan anaknya, serta kebahagiaan Ibu melihat anaknya lahir. Ibu mengajarkan anaknya untuk berjalan, berbicara, bahkan selalu menjaga anaknya, dengan penuh kasih sayang. Hingga anak menjadi orang dewasa, kasih sayang ibu kepada anaknya akan tetap sama. Ibu rela bekerja keras demi menghidupi kebutuhan anaknya. Namun balasan yang bisa anak berikan kepada ibunya hanyalah melukai perasaan Ibunya, walaupun begitu kasih sayang Ibu tak berkurang. Ibu yang selalu mendoakan anaknya, membuat penulis merasa terharu betapa mulianya hati seorang Ibu. Surga di telapak kaki Ibu, Jika ingin merasakan surga, hormati dan patuh kepada Ibu.
2. Puisi Ibu : Hebat dan Tangguhnya Ibuku
Hebat dan Tangguhnya Ibuku
–
Dari segumpal darah aku dalam rahimmu
Hingga aku menjadi makhluk sempurna ciptaan-Nya
Makhluk yang nantinya menjadi titipan untukmu
Hingga aku lahir ke dunia ini
–
Kau jaga, rawat, dan lindungi aku
Kau ajari aku bertutur kata
Kau ajari aku bertindak tanduk
Kau ajari aku baik dan buruk
–
Menjalani semua itu,
Kau tak kenal kata dan rasa lelah pun pilu
Kau menjalaninya dengan bahagia bersama pun tak terkira
Walau kadang kesal akan tingkah dan rajukku
–
Kau tetap menjalaninya dengan sepenuh hati
Mencurahkan segala kasih sayang
Melakukan berbagai cara untuk bahagia anakmu
Tak peduli apa kata orang banyak
–
Kau pahlawan pribadiku
Yang menghiasi kehidupan kecil dan dewasaku
Senyum manis selalu terpancar darimu
Yang selalu menguatkan batinku
–
Sinar cintamu kan ku kenang selalu
Cintamu itu kan terus bercahaya di hatiku
Dengan cara apapun itu
Ku kan berusaha membalas cinta, kasih, dan sayangmu
–
Aku sadar dan tahu
Tiada muara kasih sedalam ibu
Doa dan belaianmu tanpa terputus kan selalu
Menjadi untaian ibu untuk anakmu
–
Kini baktiku seakan tiada sempurna
Pengabdianku padamu kurang rasanya
Kesibukanku lalaikan tugasku sebagai anakmu
Hanya doa ku panjatkan
Hanya terima kasih ku padamu sampaikan
Arti Puisi Hebat Dan Tangguhnya Ibuku : Dari wujud janin yang belum sempurnya, sampai menjadi bentuk bayi manusia, yang lahir ke dunia. Kau (Ibu) menjaga dan mengajari Aku(Anak) tentang kata dan perbuatan baik buruk. Seorang Ibu yang tak kenal lelah bersama anaknya, walaupun terkadanga seornag anak pernah nakal pada ibunya. Ibu yang melakukan apa saja untuk kebahagiaan anak, hingga tidak mempedulikan omongan negatif orang lain. Ibu adalah pahlawanku, yang selalu membuatku (anak) bahagia dari kecil sampai dewasa. Akan Aku ingat selalu kasih sayang Ibu, hingga Aku bisa membalas kasih sayang Ibu. Kasih sayang Ibu kepada anaknya yang begitu dalam, hingga selalu mendoakan anaknya. Sekarang sang anak telah sibuk bekerja, dan hanya bisa mendoakan Ibunya dari jauh.
3. Puisi Kesunyian Ibu Karya Denza Perdana
KESUNYIAN IBU
–
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
–
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya
Arti Puisi Kesunyian Ibu Karya Denza Perdana : Seorang Ibu yang selalu bersujud dalam solatnya. Seorang ibu yang sudah tua dan hidup lama. Seorang Ibu yang secara diam diam menangis tanpa ada yang mengetahui. Ibu lebih memilih untuk merenung dalam sendirian. Seorang Ibu yang selalu solat malam untuk mendoakan anaknya.
4. Puisi Bunda dalam Cahaya Karya Romadona
BUNDA DALAM CAHAYA
–
Dia wanita bernama cahaya
Hatinya memancar
Tergurat dalam doa-doa
Tangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahaya
–
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa
Batas rasa
–
Dia lah ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari jejak yang terukir
Dalam tinta sejarah
Arti Puisi Bunda dalam Cahaya Karya Romadona : Ibu adalah sosok yang seperti cahaya, menerangi kehidupan anaknya. Dengan ketulusan hati, Ibu mengangkat tangannya dan mendoakan anaknya agar anaknya sukses. Seorang Ibu yang penuh perasaan cinta, walaupun merasakan sakit, namun rasa itu akan Ia tahan. Dialah ibu bagaikan cahaya, yang mana cerita hidupnya akan selalu Kami kenang selalu.
5. Puisi berjuang Untuk Ibu
BERJUANG UNTUK IBU
–
Bau rerumputan..
Mengantarkan pagi hening
Hening sangat
Hingga matahari mengeluarkan kekuatannya
–
Semua sinarnya bebas.. liar
Jalan panjang ini jadi terasa
Kadang berliku
Kadang curamNamun aku terus berjuang
Demi masa depan dan ibuku
Arti Puisi berjuang Untuk Ibu : Di pagi hari (subuh) yang masih sangat sepi, sampai akhirnya matahari terbit. Walau jalan yang Dia lalui sulit dan penuh rintangan, namun Sang anak tetap pergi bekerja di pagi hari. Berjuang demi menghidupi Dirinya sendiri beserta Ibunya.
6. Puisi Kerinduan
KERINDUAN
Gerimis bertaut membasahi tubuh
Rinainya jatuh menjadi tangisan di mataku
–
Rasa ini membeku…
Membatu mengingat kisah lalu
–
Saatku lincah nan lugu,
Waktu kecilku..
–
Biarlah napasku bercerita tentangmu
Bersajak indah memanggil namamu
–
Ibu..
Aku teramat merindukanmu
–
Aku rindu..
Rindu masa itu..
–
Rindu saat ibu menimangku..
Berbisik doa merajut sanubariku..
–
Semoga ibu di sana tersenyum bahagia selalu..
Doa anakmu yang selalu menyertaimu..
Arti Puisi Kerinduan : Disaat hujan gerimis, Penulis pun ikut menangis karene rindu sosok Ibu, dan membayangkan kisah masa lalu, saat Dirinya masih anak kecil yang lugu.
Sang Anak hanya bisa mendoakan Ibunya dari jauh, dan hanya bisa berharap supaya Ibu selalu bahagia disana.
7. Puisi Dia…Mamaku Karya Zakiyah Noer Islami
DIA…MAMAKU
–
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakkannya mengguncangkan nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tau kah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia….mamaku
Arti Puisi Dia…Mamaku Karya Zakiyah Noer Islami : Disaat malam bulan purnama. Saat iru seorang Ibu telah menderita kesakitan dan berteriak dengan keras, demi bayinya yang akan lahir. Seorang Ibu yang menahan sakit, mengerang berteriak kesakitan namun ada rasa bangga dalam teriakannya. Dialah Ibu, Wanita yang hebat.
8. Puisi Perjuangan Tanpa Banding
PERJUANGAN TANPA BANDING
–
Bermula dari kasih sayang tulus
Lukis semua rasa yang halus
–
kini ku mulai cerita
Saat merintih menahan dera
Tiada banding hantamannya
Bagai terbakar larpa
Tak perna ia peduli jiwa kan tinggalkan raga
–
Tak ada lukisan betapa menakutkan itu
Layaknya petir bergemuruh
Samua daya dan harap tumpah
meruah semua gelisah
–
Tiada sedetikpun yang mau
Mau sejenak beri ruang untuk mengeluh
Raungnya menyayat kalbu
Tak terhitung butir-butir peluh
Tapi badai belum berlalu
–
Ia masih dan belum berhenti berperang
Genggaman tangannya bagai remukkan tulang
Hanya dia sendiri yang tau
Jurang yang akan dia lalu
–
Kini Rintih pergi
Dan air sebening salju pun mulai berlinang
Tak kala rengek meraung lantang
Cemas melayang hilang
Karena seonggak daging dan gumpalan darah telah datang
Datang bagai bintang
–
Kumandang asma illahi terdengar memenuhi setiap sisi ruang
Lahir la buah cinta yang beri terang
Arti Puisi Perjuangan Tanpa Banding : Diawali dari rasa kasih sayang yang tulus. Sekarang Aku akan bercerita, tentang perjuangan seorang Ibu yang melahirkan anaknya. Seorang ibu yang merintih menahan sakit yang tiada tara, yang bisa membuatanya meninggal. Betapa sangat menakutkan hal itu, semua daya dan harapan, menjadi rasa gelisah.
Raungan Ibu saat berada di ruang persalinan sungguh menyakitkan rasanya, walau keringat bercucuram, namun rasa sakit itu belum selesai. Sang Ibu masih berjuang sendirian, melawan rasa sakit yang rasanya seperti remukan tulang. Rintahan Ibu berakhir, Air mata kebahagiaan datang, karena seorang bayi telah lahir. Suara menyebut nama Tuhan mulai dikumandangkan, karena lahir buah cinta terindah.
9. Puisi Pantaskah Aku
PANTASKAH AKU
–
Ku duduk berdiam diri
Wanita yang mulai renta ku pandangi
Wanita yang selama ini mengasihi
Serta merawatku sepenuh hati
–
Seorang wanita yang tak kenal mengeluh
Yang tak peduli dipelipisnya berjuta peluh
Yang bekerja keras tak kenal waktu
Hanya demi kesuksesanku
–
Tapi pantaskah aku ?
Masih dicintainya
Masih disayanginya
Masih menjadi kebanggaannya
–
Aku hanyalah anak tak tau diri
Yang hanya tidur dan pergi setiap hari
Yang membentaknya kala dinasihati
Yang manja dan mementingkan diri sendiri
–
Pantaskah aku, ibu ?
Mendapat kasih sayangmu
Mendapat cinta tulusmu
Memanggilmu seorang ibu
–
Aku marah,
Aku benci,
Pada diri sendiri
–
Mengapa baru ku sadari ?
Aku mengecewakannya
Aku beban hidupnya
Aku berdosa padanya
–
Pantaskah aku,
Mendapat surgamu ibu ?
Arti Puisi Pantaskah Aku : Aku duduk melihat Ibu yang sudah tua, yang telah merawatku. Seorang Ibu yang tak pernah mengeluh bekerja demi kesuksesan masa depanku. Tapi pantaskah Saya, masih dicintai, masih disayangi, oleh Ibu? Aku hanyalah anak bandel, numpang tidur dan keluyuran tiap hari, membentak Ibu ketika dinasehati, dan manja kepada Ibu ketika ada perlunya saja. Pantaskah Saya? Mendapatkan kasih sayang, cinta, atau bahkan memanggilmu “ibu”? Aku marah dan benci pada diri sendiri. Kenapa Aku baru sadar, Jika Aku telah mengecewakan, aku beban hidup, dan Aku berdosa, pada Ibu. Tapi pantaskah Aku? Masuk surga?
10. Puisi Untuk Ibuku tercinta
UNTUK IBUKU TERCINTA
–
Ku ingin,
Menghirup udara yang kau hirup.
Melangkah,
Di tempatmu melangkah.
Berteduh,
Di tempatmu berteduh.
Dan terlelap di atas pangkuanmu.
–
Ibu…
Ku hanya ingin selalu bersamamu.
sepanjang waktuku…
Arti Puisi Untuk Ibuku tercinta : Puisi ini secara garis besar memiliki makna bahwa seorang anak ingin selalu dekat bersama Ibunya.